Unsur dan Pola Kalimat

October 31, 2010 at 1:38 pm (Tugas)

Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya.

Unsur-unsur Kalimat

Secara praktis, kesatuan gagasan diwakili oleh pola sebagai berikut :

Subyek + Predikat + Obyek + Pelengkap + Keterangan

(S)     +     (P)      +   (O)    +    (Pel)       +     (Ket)

§     Subyek (S) adalah unsur pokok dalam suatu kalimat di samping unsur predikat.

§     Predikat (P) adalah unsur pokok dalam suatu kalimat, di samping subyek.

§     Obyek (O) merupakan bagian kalimat yang berfungsi melengkapi predikat yang berupa kata kerja transitif.

§     Pelengkap (Pel) merupakan bagian kalimat yang memiliki kesamaan dengan obyek.

§     Keterangan (Ket) merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat.

§

Subyek

Ciri-ciri subyek adalah sebagai berikut :

a.                   Jawaban atas pertanyaan apa dan siapa

b.                  Berupa kata benda atau frase bendaan

c.                   Disertai kata itu, ini, dan tersebut

d.                  Didahului kata bahwa

e.                  Tidak didahului preposisi

f.                    Mempunyai keterangan pewatas yang

g.

Predikat

Ciri-ciri predikat adalah sebagai berikut :

a.  Predikat merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana.

b.  Predikat disertai kata adalah atau merupakan

c.  Predikat dapat diingkari

d.  Predikat dapat disertai kata keterangan aspek

e.  Predikat dapat disertai kata keterangan modalitas

f.  Predikat dapat didahului kata yang

g.  Predikat dapat berupa :

– kata benda / frase nominal,

– kata kerja / frase verbal,

– kata sifat / frase adjektival,

– kata bilangan / frase numeral,

– kata depan / frase preposisional.

Fungsi predikat menyatakan pernyataan, perintah, atau pertanyaan. (sumber)

PERBANDINGAN POLA PEMBENTUKAN FRASE

Pola frase yang sering dibahas dan ditanyakan dalam tes-tes, berdasarkan kelas atau

jenisnya :

– Frase Nominal : – gedung sekolah

– surat kabar harian

– pertunjukan drama

 

– Frase Verbal

 

 

– Frase Adjektival

 

– Frase Adverbial

: – sedang makan

– sudah pergi

– terlalu belajar

: – sangat cantik

– agak malas

– terlalu berat

: – kemarin siang

– tadi malam

– bulan depan

 

– Frase Preposisional : – di Jakarta

– dari Surabaya

– untuk adiknya

 

III. PERBANDINGAN POLA KALIMAT

 

1. Kalimat Tunggal

Kalimat yang hanya terdiri dari unsur inti (S, P) atau satu klausa saja.

 

Contoh:

• Ayah seorang guru SMP.

• Guru bahasa Inggris disekolahku akan melawat ke Amerika Serikat.

• Ibu sakit.

Ketiga contoh di atas masing-masing hanya mengandung satu klausa saja. Pada

contoh kedua, pola kalimat tersebut diperluas namun tidak sampai membentuk pola

kalimat baru.

2. Kalimat Majemuk Setara

Kalimat yang terdiri dari dua atau lebih unsur inti (rangkaian S, P) dan keduanya saling

bergantung atau sama derajatnya.

Contoh:

• Ayah membaca buku, Ibu memasak di dapur.

• Tuti tidak senang bernyanyi, tetapi ia senang musik.

• Rudi tidak saja melihat, bahkan ia yang pertama kali menolong korban itu.

3. Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat yang terdiri dari dua atau lebih unsur inti (rangkaian S, P) dan salah satu

unsurnya menjadi bagian dari unsur yang lain.

Contoh:

• (Karena) ibu sakit, ayah memasak.

• Toni datang (ketika) saya sedang mandi.

• (Walaupun) orangya melarang, ia tetap berangkat.

Keterangan :

1. Klausa yang dilekati konjungsi dinamakan anak kalimat, sedang yang tidak dilekati

dinamakan induk kalimat.

2. Perbandingan pola kalimat berdasarkan jenis kata atau fungsi dapat anda ingat pola

dasar kalimat bahasa Indonesia.

 

IV. PENENTUAN POLA KALIMAT INTI DALAM KALIMAT LAIN

Sebuah kalimat tunggal terdiri satu rangkaian unsur inti (S, P). Perluasan dari kalimat

tunggal biasanya tidak melampaui batas (S, P) atau tidak membentuk pola kalimat

baru.

 

Cara menentukan kalimat inti dari kalimat perluasan sebagai berikut :

Orang yang tinggi besar itu sama sekali bukan tetangga pamanku.

Kalimat intinya: Orang itu pamanku.

Ia berlari dengan cepat agar tidak terlambat.

Kalimat intinya: Ia berlari.

 

Hal tersebut didasarkan pada pengertian bahwa gatra/jabatan kalimat terbagi sebagai

berikut:

– Gatra inti: Subjek dan Predikat

– Gatra tambahan: Objek (tambahan erat), Keterangan (tambahan longgar).

Dengan demikian penentuan kalimat inti segera dapat diketahui dengan mengambil

Subjek dan Predikat intinya.

 

Adapun ciri-ciri kalimat inti adalah sebagai berikut :

• bersusun S/P

• terdiri atas dua kata (S bisa ditambah ini, itu)

• kalimat berita

• positif

Dari dua contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat inti dari kalimat perluasan

adalah rangkaian dari subjek inti (yang dipokokkan) dengan predikat inti (yang

menerangkan pokok). (sumber)

Permalink Leave a Comment